LULIS CANANGKAN GERAKAN PENCEGAHAN DAN DETEKSI DINI KANKER RAHIM

Kamis, 28 Mei 2015

SUARA PASURUAN – Wakil Gubernur Jawa Timur, Syaifullah Yusuf membuka secara resmi Sosialisasi Pembentukan Infrastruktur Keuangan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Berbaris Kelembagaan Fungsional Jawa Timur Tahun 2015, di Pendopo Nyaweji Ngesti Wenganing Gusti Pemkab Pasuruan, Selasa (28/04).

Pembukaan tersebut dihadiri juga oleh Sekretaris Dinas Koperasi dan UMKM Jatim, Moch Zaenal Arief, Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf, Sekda Kabupaten Pasuruan, Agus Sutiadji, Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, Sudiono Fauzan, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan, Andri Wahyudi, Ketua TP PKK Kabupaten Pasuruan, Lulis Irsyad Yusuf, Unsur Forkopimda Kabupaten Pasuruan, dan para penerima bantuan hibah dari Probolinggo, Situbondo, Malang, Lumajang, Jember, Bondowoso, Kota dan Kabupaten Pasuruan.


Menurut Zaenal, tujuan digelarnya sosialisasi tak lain untuk memberikan wacana sekaligus informasi kepada seluruh ketua kelompok calon penerima hibah, khususnya pemberdayaan koperasi wanita yang ada di Jawa Timur.

“Banyak sekali koperasi wanita di Jatim yang terus berkembang setiap saat. Perlu diketahui bahwa koperasi wanita jauh lebih banyak dari koperasi yang lain, karena memang wanita itu terkenal dengan keuletan, telaten, dan memiliki kebersamaan yang tinggi,” kata Zaenal saat memberikan laporan pertanggung jawaban kegiatan sosialisasi.

Sampai saat ini, jumlah koperasi wanita di Jawa Timur sudah menembus angka 8506 koperasi dengan 445.000 anggota, di mana sejak tahun 2009 lalu, dana yang disiapkan pemerintah untuk koperasi wanita juga meningkat, yakni dari Rp 371,9 Milliar menjadi Rp 458,5 Milliar. Kata Zaenal, koperasi wanita sekarang lebih diarahkan menjadi koperasi wanita Syariah.
“Artinya, seluruh kegiatan mulai dari perencanaan, pembelian barang hingga pembagian sisa hasil usaha betul-betul sesuai syariah. Tidak ada yang ditutup-tutupi, apalagi sampai terjadi tumpang tindih administrasi, jangan sampai terjadi,” imbuhnya.

Sementara itu, Wagub Syaifullah dalam sambutannya menegaskan, keberadaan koperasi wanita telah membantu laju perekonomian daerah, khususnya pemberdayaan ekonomi makro dan mikro. Hanya saja, dirinya masih menemui adanya hambatan masyarakat dalam memperoleh kredit perbankan.

“Hanya 50% yang sudah mengenal kredit perbankan, sisanya masih sistem tradisional. Dalam arti, ada yang meminjam melalui bank titil atau sistem tradisional,” ucap Syaifullah dalam sambutannya.

Lebih lanjut pria yang akrab disapa Gus Ipul itu menambahkan, sebanyak 36% dari jumlah penduduk di Jatim masih melakukan pinjaman kredit secara informal, kemudian pembiayaan bank sebanyak 17%, serta 40% jumlah warga yang tidak bisa meminjam.  Oleh karenanya, dirinya menghimbau agar jumlah koperasi wanita semakin diperbanyak, salah satunya koperasi wanita berbasis syariah maupun komunitas.

“Insya Allah kalau sudah banyak koperasi, maka selain anggotanya yang bisa merasakan manfaat, masyarakat juga dimudahkan dalam hal simpan pinjam,” singkatnya.
Bahkan, khusus untuk pembangunan gender, Gus Ipul mentargetkan dalam RPJMD (Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Jatim tahun 2019 akan mengalami peningkatan dari 70,3% menjadi 70,9%, begitu juga dengan penurunan kemiskinan dari 9,97% menjadi 9,47%, serta penurunan angka pengangguran terbuka dari 3,6% menjadi 3,54%.

“Kita melakukan strategi sinergi segitiga emas kesejahteraan, yakni iman, aman dan amin. Untuk itu perlu dukungan dan kekompakan semua pihak, mulai dari masyarakat, swasta, dunia usaha dan pemerintah,” jelas pria yang pernah menjabat sebagai Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal itu.

Di sisi lain, jumlah koperasi di Kabupaten Pasuruan mencapai 1017 koperasi, di mana jumlah anggotanya sebanyak 183.494 orang, serta permodalan yang sudah mencapai Rp 216,377 Milliar. Sedangkan jumlah koperasi wanita sendiri mulai tahun 2009-2012 mencapai 365 koperasi yang tersebar di 340 desa dan 24 kelurahan. Kata Bupati Irsyad, keberadaan koperasi wanita Kabupaten Pasuruan mendapat perhatian Pemprov Jatim, melalui anggaran permodalan sebanyak Rp 11,600 Milliar, sedangkan dari APBD Kabupaten Pasuruan telah dianggarkan sebesar Rp 8,305 Milliar.

“Anggaran untuk penguatan permodalan dan seluruh kegiatan koperasi, baik koperasi wanita maupun koperasi yang ada di Kabupaten Pasuruan. Dengan adanya kegiatan sosialisasi ini, maka banyak koperasi wanita di Kabupaten Pasuruan yang akan lebih memahami fungsi koperasi di tengah-tengah masyarakat,” tegasnya kepada Suara Pasuruan. (emil)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar